Universitas Bengkulu Terapkan Sistem Karcis, Solusi Parkir Modern Jadi Perhatian

Bengkulu – Universitas Bengkulu mulai menerapkan sistem karcis parkir resmi di Gedung Belajar sebagai bagian dari upaya menciptakan pengelolaan parkir yang lebih tertib, transparan, dan berkontribusi terhadap pendapatan kampus. Kebijakan ini mendapat perhatian luas, mengingat masalah parkir masih menjadi isu utama di berbagai wilayah Indonesia.

Seiring meningkatnya jumlah kendaraan, kebutuhan akan sistem parkir modern semakin mendesak. Pemerintah daerah hingga lembaga pendidikan mulai melirik penggunaan alat parkir otomatis yang mampu mengatur arus keluar-masuk kendaraan dengan lebih efisien.

Langkah Universitas Bengkulu ini juga sejalan dengan tren di kota-kota besar, di mana penggunaan barrier gate otomatis, mesin tiket parkir, dan sistem pembayaran digital sudah menjadi standar untuk mengurangi praktik parkir liar sekaligus meningkatkan kenyamanan pengguna.

Promosi MSM Parking

PT MSM Tiga Matra Satria (MSM Parking) hadir sebagai penyedia paket alat parkir otomatis lengkap dengan konsep One Stop Parking Solution. MSM Parking menawarkan:

Palang parkir otomatis (Barrier Gate)

Mesin tiket parkir & reader kartu

Sistem manless parking berbasis QRIS

Instalasi & maintenance full support

Paket sewa mulai 1 juta/bulan atau pembelian langsung dengan garansi resmi.

Dengan pengalaman dalam mengelola parkir di berbagai lokasi di Indonesia, MSM Parking siap memberikan solusi terbaik bagi instansi pendidikan, rumah sakit, perkantoran, hingga area publik. Informasi lebih lanjut dan penawaran khusus dapat diperoleh melalui kontak resmi MSM Parking di 0851-0095-6600.

Sementara itu, Dinas Perhubungan DKI Jakarta juga menyiapkan delapan kantong parkir resmi untuk menyambut perayaan HUT ke-80 RI di kawasan Monas. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah dan institusi publik semakin serius menata area parkir agar lebih aman dan terorganisir.

Di sisi lain, masalah parkir liar seperti yang terjadi di RS Candimas Kotabumi, Lampung, masih menjadi pekerjaan rumah. Kritik publik terus mengalir terhadap aparat yang dianggap lamban dalam melakukan penertiban.

Pengamat transportasi menilai, solusi dari persoalan ini tidak hanya soal penegakan hukum, tetapi juga investasi pada teknologi parkir yang mendorong sistem lebih transparan dan menutup celah praktik liar.