Portal Opini Nasional & Suara Publik Independen

Mereka yang Mengubah Wajah Parkir Indonesia: Dari Jalanan ke Smart City

Berita
Anonim: Penulis Anonim • Agustus 16, 2025 • 3 menit baca • Berita
Sponsor

Jakarta, 16 Agustus 2025 — Dulu parkir hanya soal lahan kosong, karcis sobek, dan jukir dengan peluit. Kini, parkir berubah jadi medan inovasi, tempat lahirnya jutaan rupiah PAD, hingga instrumen kendali lalu lintas kota. Di balik perubahan besar itu, ada figur-figur kunci yang menggerakkan roda industri. Mereka bukan sekadar mengatur kendaraan, tapi mengubah wajah kota lewat parkir. Berikut lima nama…

CTA Tim Marketing & Business Development MSM Parking

IKLAN SPONSOR: https://msmparking.com/

Jakarta, 16 Agustus 2025 — Dulu parkir hanya soal lahan kosong, karcis sobek, dan jukir dengan peluit. Kini, parkir berubah jadi medan inovasi, tempat lahirnya jutaan rupiah PAD, hingga instrumen kendali lalu lintas kota. Di balik perubahan besar itu, ada figur-figur kunci yang menggerakkan roda industri. Mereka bukan sekadar mengatur kendaraan, tapi mengubah wajah kota lewat parkir.

Berikut lima nama yang paling berpengaruh di balik transformasi parkir Indonesia:

🚦 Yoel Liem Yusnarto — Dari Karimun, Menjadi Visioner Smart Parking

Lahir di Baran Abang, Karimun, Yoel Liem bukan sekadar pengusaha muda biasa. Ia mendirikan MSM Parking Group dan menjadikan parkir sebagai arena revolusi teknologi.

Ia memperkenalkan parkir tanpa jukir (manless system) dengan sensor IoT, ANPR, hingga pembayaran QRIS.

Ia menggagas program “Jukir Bermartabat”: mengangkat profesi tukang parkir jalanan menjadi tenaga formal bersertifikat.

Kini, MSM mengelola ribuan titik parkir otomatis di Jakarta, Bandung, Surabaya, Batam, bahkan kembali ke kampung halamannya.

Tak heran media internasional menjulukinya “Young Visionary from Indonesia’s Outermost Islands”.

🏙️ Syafrin Liputo — Polisi Lalu Lintas Parkir Jakarta

Sebagai Kepala Dishub DKI, Syafrin paham parkir bukan sekadar soal kendaraan berhenti. Di tangannya lahir program JakParkir, sistem digital terintegrasi yang menyatukan pengguna, jukir, pengawas, hingga command center.

Bayar cukup dengan QRIS.

Bisa pesan slot parkir.

Tarif progresif menekan penggunaan mobil pribadi.

Dengan itu, Syafrin berusaha menutup kebocoran retribusi yang selama ini jadi “hantu” PAD Jakarta.

🎓 Prof. Agus Taufik Mulyono — Parkir Sebagai “Rem” Kendaraan Pribadi

Guru besar UGM ini menegaskan: “Parkir bukan mesin kas daerah semata, tapi instrumen pengendali lalu lintas.”

Lewat riset dan forum akademik, ia mendorong tarif parkir berbasis zona untuk mengurangi kemacetan.

Pemikirannya jadi rujukan dalam banyak regulasi transportasi daerah.

Agus adalah pengingat bahwa kebijakan parkir bukan hanya soal angka, tapi juga soal arah pergerakan kota.

✍️ Djoko Setijowarno — Suara Kritis dari MTI

Nama Djoko identik dengan kritik pedas soal transportasi.

Ia menyoroti parkir liar yang merampas hak pejalan kaki.

Ia mendorong agar uang parkir dipakai untuk memperbaiki layanan transportasi umum.

Di setiap wawancara dan tulisan opini, Djoko membawa satu pesan: parkir harus kembali pada fungsi sosialnya, bukan sekadar bisnis gelap jalanan.

💼 Charles Richard Oentomo — Mengangkat Brand Lokal ke Papan Atas

Pada 2009, Charles mendirikan CentrePark, operator parkir yang kini jadi raksasa nasional.

Mengelola mal, perkantoran, dan residensial.

Menerapkan sistem digital, bersaing langsung dengan Secure Parking yang lebih dulu merajai pasar.

Charles membuktikan, parkir bukan sekadar bisnis kecil, tapi bisa jadi korporasi nasional yang tangguh.

Penutup: Parkir Bukan Lagi Soal “Tepi Jalan”

Kini parkir sudah masuk ke jantung kota: mengatur mobilitas, mencetak pendapatan, hingga mengubah gaya hidup urban. Lima tokoh di atas hanyalah sebagian dari motor perubahan.

Satu hal pasti: saat parkir berubah, wajah kota pun ikut berubah.

965SHARES7.7kVIEWS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *